EKSPRESI

KESENIAN DAN PERMAINAN TRADISIONAL

Kegiatan Latihan Seni Pertunjukan

Latihan Tari Tradisional dan Modifikasi

Keberadaan seni tari sangat didukung oleh masyarakat, pelaku seni, dan pemerintah daerah. Sanggar Tari Ersa Kauman dan Griya Tari Tunas Mataram Kedaton Bantul sebagai pendorong motivasi masyarakat dalam melestarikan, mengamankan dan mengelola kesenian tradisi untuk mewujudkan jati diri masyarakat dengan mendasarkan pada kearifan budaya lokal. Kendala yang dimiliki oleh keduanya adalah terkait informasi periklanan sanggarnya, sehingga peminat masih terlalu sedikit dari yang diharapkan. Latihan pada kedua sanggar ini adalah setiap hari Sabtu dan Minggu.

Latihan Kesenian Gejog Lesung

Pendahuluan

Gejog Lesung adalah salah satu bentuk seni tradisional yang khas dari Yogyakarta, dan Kalurahan Pleret merupakan salah satu tempat di mana kesenian ini masih dilestarikan dengan baik. Seni Gejog Lesung menggabungkan unsur musik dan gerak, di mana para pemain memukul lesung (alat penumbuk padi tradisional) dengan irama yang khas. Latihan rutin kesenian ini di Kalurahan Pleret tidak hanya bertujuan untuk melestarikan budaya, tetapi juga untuk mempererat hubungan antarwarga dan sebagai sarana hiburan.

Sejarah Gejog Lesung

Gejog Lesung berakar dari kehidupan agraris masyarakat Jawa, di mana lesung digunakan sebagai alat untuk menumbuk padi. Aktivitas menumbuk padi ini kemudian berkembang menjadi sebuah bentuk kesenian, dengan irama pukulan yang diiringi dengan nyanyian tradisional. Seiring waktu, Gejog Lesung menjadi bagian penting dari upacara-upacara adat dan acara-acara kemasyarakatan di Yogyakarta, termasuk di Kalurahan Pleret.

Latihan Rutin di Kalurahan Pleret

Kegiatan latihan kesenian Gejog Lesung di Kalurahan Pleret biasanya dilakukan secara rutin, baik di balai desa maupun di rumah-rumah warga yang memiliki lesung. Latihan ini melibatkan berbagai kelompok usia, mulai dari anak-anak hingga orang tua, yang semuanya memiliki semangat tinggi untuk melestarikan tradisi ini.

Persiapan Latihan

Sebelum latihan dimulai, para pemain mempersiapkan lesung dan alu (penumbuk padi). Lesung yang digunakan biasanya terbuat dari kayu yang kuat dan sudah berusia puluhan tahun, sehingga menghasilkan bunyi yang khas. 

Proses Latihan

Latihan dimulai dengan pemanasan sederhana, di mana para pemain membiasakan diri dengan irama dasar Gejog Lesung. Setelah itu, mereka mulai mempraktekkan berbagai pola pukulan dan nyanyian yang menjadi bagian dari repertoar. Latihan ini tidak hanya melibatkan aspek teknis, tetapi juga koordinasi dan kekompakan antar pemain, sehingga menghasilkan harmoni yang indah.

Peran Gejog Lesung dalam Masyarakat

Gejog Lesung memiliki peran penting dalam kehidupan sosial masyarakat Pleret. Kegiatan latihan dan pertunjukan kesenian ini sering kali menjadi ajang berkumpulnya warga, di mana mereka bisa saling berinteraksi dan mempererat tali silaturahmi. Selain itu, Gejog Lesung juga sering ditampilkan dalam berbagai acara adat, seperti pernikahan, selamatan, dan festival budaya, yang menambah semarak dan kekhidmatan acara tersebut.

Upaya Pelestarian

Untuk menjaga keberlanjutan kesenian Gejog Lesung, berbagai upaya pelestarian terus dilakukan. Pemerintah desa bersama dengan komunitas seni setempat secara rutin mengadakan pelatihan bagi generasi muda. Selain itu, pertunjukan Gejog Lesung juga sering dipromosikan dalam berbagai event budaya, baik di tingkat lokal maupun nasional. Dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah, sangat penting untuk memastikan kesenian ini tetap hidup dan berkembang.

Penutup

Kegiatan latihan kesenian Gejog Lesung di Kalurahan Pleret adalah salah satu upaya nyata dalam melestarikan warisan budaya Jawa. Melalui latihan rutin dan berbagai pertunjukan, masyarakat Pleret tidak hanya menjaga tradisi, tetapi juga memperkaya kehidupan sosial dan budaya mereka. Diharapkan, kesenian ini akan terus diwariskan kepada generasi mendatang dan menjadi bagian yang tak terpisahkan dari identitas budaya Pleret.