EKSPRESI

PENATAAN RUANG DAN BANGUNAN SERTA WARISAN BUDAYA

Pemakaian Langgam Arsitektur Lokal Pada Bangunan Baru

Gerbang Pleret

Gerbang Pleret ini berada di Padukuhan Kerto, Pleret, Bantul, Yogyakarta tepatnya di sebelah barat Kantor Kalurahan Pleret. Bangunan ini dibuat sebagai Simbol tempat masuk atau "Gerbang Kebangkitan Pleret" untuk memulai lebih peduli dengan Situs dan Budaya masyarakat Pleret pada khususnya. Karena Pemerintah Kalurahan Pleret menilai bahwa banyak potensi di wilayah yang dapat diangkat dan dijadikan ikon baik wisata maupun pembelajaran terkait sejarah. Pada bangunan ini, mempertahankan penggunaan Bata Merah Eksposs yang menjadi ciri bangunan situs yang ditemukan di wilayah Kalurahan Pleret. Penggunaan bata eksposs sendiri banyak digunakan di Kalurahan Pleret pada rumah-rumah baru maupun lama.

Arsitektur Gaya Jogjakarta

Bangunan Arsitektur Gaya Yogyakarta adalah bangunan yang mampunyai ciri khas yang muncul dalam wajah fisik penampilan suatu arsitektur bangunan, akibat dipilihnya suatu wujud bentuk, rupa, teknik desain, dan teknik pengerjaan tertentu yang mengacu pada satu periode masa budaya arsitektur wilayah Yogyakarta. Hal itu juga menjadi perhatian dari Pemerintah Kalurahan Pleret melalui pembiayaan Danais. Kegiatan pembangunan rumah ini sebagai salah satu wujud pelestarian ciri khas arsitektur gaya yogyakarta. Bangunan ini sendiri bisa menjadi wahana pembelajaran masyarakat dan siswa sekolah. Dan pembangunan rumah dengan arsitektur gaya yogyakarta ini sudah diimplementasi pada banyak rumah warga di Kalurahan Pleret.

Fasad Kerto

Padukuhan Kerto adalah salah satu kawasan cagar budaya yang terletak di sebelah timur Kantor Kalurahan Pleret, Bantul, Yogyakarta dan menjadi bagian dari sejarah Sultan Agung. Sebutan Kerto sendiri dari kata karta diambil dari bahasa Sanskerta kṛta dan artinya secara harfiah adalah "pekerjaan yang telah dicapai", dari akar kata kṛ yang juga menghasilkan kata "karya" dalam bahasa Indonesia. Namun dalam bahasa Jawa Kuno ada pergeseran semantik dan artinya menjadi "makmur, maju, sedang berkembang, ulung, sempurna"

Oleh karena itu, ada suatu tindakan yang harus diambil, salah satunya adalah pem-fasadan rumah warga yang berada di depan situs Kerto melalui Danais. Diharapkan dengan tindakan ini dapat memberikan gambaran rumah pada saat masa Sultan Agung yang dominan dengan Bata Merah. Bangunan serupa mulai ditiru masyarakat pada desain rumah baik pembangunan baru maupun rehab baru rumah warga Kalurahan Pleret.

Pendopo Joglo

Pendopo (Pendapa) adalah bangunan yang biasanya terletak di bagian depan Rumah Joglo. Pendopo ini digunakan untuk menerima tamu, pertemuan formal, upacara adat, dan pertunjukkan seni seperti wayang kulit dan tarian. Di Kalurahan Pleret sendiri ada bangunan Pendopo Joglo yang biasanya juga digunakan dalam acara-acara tersebut. Walaupun Pendopo dengan bahan kombinasi kayu dan beton tapi dengan bentuk ciri khas yang tidak menghilangkan pakem dari pendopo itu sendiri. Pendopo sejenis juga banyak ditemukan di rumah-rumah warga Kalurahan Pleret.

Lereng Sentono

Lereng sentono berada di Padukuhan Gunungkelir, Pleret, Bantul, Yogyakarta. Pembangunan dari Kalurahan Pleret dengan bersumber dari danais di kawasan ini adalah salah satu bentuk upaya mendukung pelestarian dan pembelajaran terkait dengan situs-situs yang ada di Gunung Sentono. Situs yang ada diantaranya yang paling terkenal adalah Situs Makam Ratu Malang dan Ki Dalang Panjangmas.  Pembangunan ini meliputi Bangunan Gapura Paduraksa, Bangunan Pendopo dan pendukung lainnya. Bangunan masih mempertahankan penggunaan Bata Merah Eksposs sebagai ciri dari situs yang ditemukan di sekitarnya. Hal ini juga merupakan pembangunan yang bernuansa bangunan lokal Pleret.

Pendopo Kuliner (Model Kampung)

Pembangunan rumah sekarang ini banyak yang meninggalkan ciri kampungan untuk kemudian memakai gaya modern. Inilah yang memotivasi Kalurahan Pleret menghadirkan Pendopo Kuliner ini, yang berada di Padukuhan Kerto, Pleret, Bantul, Yogyakarta, tepatnya di sebelah timur Lapangan Kanggotan Pleret. Dibagian ini, Kalurahan Pleret menampilkan gaya bangunan "kampungan" dan sekarang dipergunakan oleh para pelaku UMKM untuk meningkatkan penghasilan mereka. Gaya kampungan sendiri sebenarnya adalah gaya bangunan tradisional dari masyarakat jawa jaman dahulu yang banyak digunakan di Kalurahan Pleret.

Kebersihan lingkungan

Lingkungan Wilayah Kalurahan Pleret

Kebersihan menjadi hal yang sangat penting bagi kehidupan masyarakat sehari-hari, ini juga berlaku untuk Kalurahan Pleret. Dengan tetap menjaga kebersihan Lingkungan, baik kantor, sekitar kantor dan seluruh wilayah Kalurahan Pleret. Agar para pengunjung dan masyarakat sendiri betah tinggal lama-lama di Pleret. Untuk lingkungan kantor, menjadi wajib untuk Pamong Kalurahan Pleret bebersih, agar pelayanan terhadap warga dapat maksimal tanpa kendala apapun. Di sekitar situs, yang menjadi penunjangnya juga harus bersih.

Frekuensi Pengelolaan Kebersihan Lingkungan

Gotong Royong Kerja Bakti

Gotong royong berasal dari kata gotong berarti bekerja dan royong berarti bersama. Pengertian ini yang menjadi pemikiran Kalurahan Pleret yang kemudian mengajak kepada masyarakat supaya mau kerja bakti minimal 2 minggu sekali. Untuk Pemerintah Kalurahan sendiri sudah menerapkan hal itu. Sehingga nyaman pada saat pelayanan kepada warga. Untuk kebersihan lingkungan biasanya terserah pelaksanaanya dari setiap Padukuhan.